Halo blogers…!!!
Tentu kalian semua pasti
punya sebuah cita-citakan???
Bagi kalian yang belum
menpunyai cita-cita,ayo pikirkan mimpi kalian kedepannya karena sebuah impian
dapat mendorong serta memotivasi kita untuk berusaha menjadi yang terbaik dan
bagi kalian yang sudah punya cita-cita ayo maju terus dan harus komitmen
yah..!!
Ngomong-ngomong tentang
cita-cita,hari ini saya mau berbagi cerita kepada kalian semua para teman
temanku sekalian mengenai perlajanan mimpi dan cita-cita saya selama ini…Kali
pertama saya punya cita-cita adalah pada saat berada di taman
kanak-kanak,ketika guru saya bertanya kepada saya mengenai cita-cita saya
kedepan saya menjawab dengan lugunya “SAYA MAU MENJADI DOKTER BU….”(bagi kalian yang ketawa,”Selamat anda mengetawakan diri
anda sendiri” karena saya yakin sebagian besar dari kita pada waktu kecilnya
pasti berkeinginan menjadi dokter semua haha).Yang
menjadi motivasi saya untuk menjadi dokter pada saat itu adalah sosok ibu saya
yang kebetulan juga berprofesi menjadi seorang dokter.Menurut saya,ibu saya
adalah sosok seorang yang sangat keren pada saat itu karena dia dapat membuat
orang yang tadinya sakit menjadi sembuh dan dapat beraktivitas normal lagi,tidak
hanya itu bagi saya waktu itu seorang dokter adalah seseorang yang mempunyai
wibawah yang tinggi dan sebuah profesi yang sangat sangat di kagumi oleh semua
orang…
Seperti yang kita
ketahui,untuk menjadi seorang dokter haruslah mempunyai minat belajar yang
tinggi karena profesi yang satu ini bukanlah profesi yang sembarangan tetapi
menyangkut nyawa sesorang,oleh sebab itu selama saya berada di jenjang Sekolah
Dasar(SD) saya terus menerus berusaha untuk berprestasi di bagian akademik,akan
tetapi semua berubah sejak Negara warnet menyerang… !!(kebanyakan nonton avatar
nih?) Sejak saya mengenal yang namanya “WARNET” semua prestasi
akademik saya menurun !!!! hahahaha…(gamer sejati masbrow..!).Alhasil
pada saat penjurusan di jenjang sekolah
menengah atas (SMA) saya masuk ke jurusan IPS (so solah >,<),tenang
sobat(sok akrab banget sik !)…pada saat itu saya masi
komitmen kok untuk menjadi seorang dokter, saya
selalu mencari alternatif dan bertanya sama teman-teman saya ataupun search di
internet bagaimana cara agar saya bias masuk ke universitas kedokteran.Dengan
tekat saya yang begitu besar tersebut akhirnya saya pun mendapatkan jawaban dari kegalauan saya (ciee bocah
galauu…GAK GITU JUGA KEULES !!) ternyata
ada salah satu universitas negeri di B***** *A*****(*Sensor) yang dapat menerima jurusan IPS untuk
masuk ke jurusan kedokteran melalui jalur test.Mendengar kabar itu saya, pun
berambisius untuk dapat masuk kesana.Saya mencoba untuk mengikuti Les di lembaga-lembaga
yang memberikan berikan materi materi untuk test saringan universitas salah
satunya lembaga P***A***(maaf kalo disensor lagi takutnya di bilang promosi haha)dan mulai menjadi kutu buku lagi (cie cie si kutu !!)
Seiring dengan perjalanan waktu,cita-cita itupun pupus dan kandas di
tengah badai yang mehalang hahaa….Pada saat kelulusan dan mendaftaran di
unviersitas,Ayah saya menyarankan saya untuk masuk ke jurusan Bisnis saja karena
beliau juga berprofesi sebagai bisnis dan sudah mempunyai beberapa usaha,selain
itu Ia mempunyai cinta-cinta yang belum
terwujud yakni untuk membuat sebuah perumahan,tentu saya pun awalnya menolak
keinginan ayah saya ini karena berkebalikan
dengan cita-cita saya selama ini.Saya sudah memberikan pengertian kepada ayah
saya,akan tetapi dia berpendapat kalau saya lebih cocok menjadi seorang
pembisnis dari pada seorang dokter.Sangkin kepengennya ayah saya menjadikan
saya seorang pembisnis,ayah saya datang kebagian kesiswaan yang ada di sekolah
saya dan mencoba untuk meminta mediasi kepada guru bagian kesiswaan saya agar
saya di berikan pengertian dan alasan kenapa saya lebih cocok menjadi seorang
pembisnis dari pada seorang dokter,Akibatnya sayapun di panggil oleh bagian
kesiswaan untuk datang keurangannya dan di berikan pengertian…pada saat itu
guru saya menanyakan pertanyaan kepada saya “APA ALASAN KAMU MENJADI DOKTER?APAKAH
UANG YANG MENJADI PRIORITAS UTAMA?”
Dengan lantang saya menjawab kalau uang bukan menjadi prioritas utama
saya ,saya berpendapat kalau saya menjadi
dokter saya dapat mengabdikan diri saya ke masyarakat dan menolong banyak orang
di situlah saya mendapatkan suatu kebahagian tersendiri..!!,dan menurut saya
pada saat itu kalaupun saya di suruh berbisnis saya gak perlu kuliah lagi
karena bisnis dapat di pelajarin secara otodidak”. Guru sayapun tersenyum dan
berkata “Bagaimana kamu bisa menjalankan bisnis ayah kamu kalau kamu sudah
menjadi dokter?kamu taukan dokter itu merupakan profesi yang sibuk,bagaimana
kamu bisa membagi waktu antara bisnis dan kedokteran?”.Saya pun terdiam dan tak
bisa berkata-kata karena saya beranggapan yang dibilang guru saya itu benar
saya tidak akan bisa membagi waktu antara bisnis dan kedokteran,alhasil guru
saya menyarankan kepada saya “kalaupun tujuan kamu untuk membatu banyak
orang,dengan menjadi pembisnis kamu juga bisa membantu orang lain dengan cara
menciptakan lapangan pekerjaan”.
Setelah berpikir panjang,akhirnya saya memutuskan untuk menjadi pembisnis
dan masuk ke Institut Bisnis Indonesia (IBII).setelah belajar di sana pikiran
saya mulai terbuka kalau bisnis itu tidak bisa di pejalarin secara otodidak dan
saya pun ada pembeleaan tentang ketidak komitmenan cita cita untuk menjadi
kedokter yakni kalau semua orang jadi dokter terus siapa jadi
paisiennya?hahahaha…(JK masbroww !!!)